Selasa, 10 Mei 2016

Sumber-Sumber Tertulis Peradaban Islam


oleh;

MASRIL


2016

                                                           

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
Allah SWT menganugrahi manusia dengan akal supaya dapat membedakan mana yang baik dan buruk untuk dirinya serta lingkungannya agar tercipta kelompok masyarakat yang berperilaku manusiawi yang dibuktikan dengan hasil karya pikirnya dalam bentuk peradaban dengan nilai kebudyaan yang tinggi sehingga menjadi contoh untuk generasi berikutnya. 
Firman Allah dalam al-Qur'an; 

Artinya: “ Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”[1]

Manusia yang diciftakan Allah SWT bersuku-suku dan berbangsa-bangsa tentu juga akan menghasilkan peradaban yang berbeda pula. Istilah Ibn Khaldun, "masyarakat yang ditaklukkan, cenderung meniru budaya penakluknya". Ketika Peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan, masyarakat Eropa cenderung meniru atau "berkiblat ke Islam". Kini ketika giliran kebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga terjadi. Terbukti sejak kebangkitan Barat dan lemahnya kekuasaan politik Islam, para ilmuwan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu ke dunia Barat dalam rangka meminjam. Hanya saja karena Peradaban Islam  sekarang berada dalam kondisi terhegemoni maka kemampuan menfilter konsep-konsep dalam pemikiran dan kebudayaan Barat juga lemah. Sehingga terkadang berdampak tidak baik dalam tatanan kehidupan umat islam secara keseluruhan.
Firman Allah dalam al-Qur'an;   

Artinya:  “…Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”[2]
           
Islam pada masa kejayaannya, semua penjuru dunia tak terkeculai eropa mendatanginya untuk mendapatkan percikan-percikan ilmu yang tidak tangung-tangung yang mana ilmu itu mencakup segala bidang. Kesehatan, Matematika, Kimia, Geografi sampai kepada Ilmu Astronomi. Namun, sekarang seakan-akan itu semua terbalik.
Jika ingin peradaban islam kembali kepada ruh yang sesunguhnya seperti yang diperaktekkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat serta generasi seletahnya yang begitu tinggi dan agung. agakanya tidaklah berlebihan seandainya mau bercermin kepada masa sejarah lalu itu yang mengantrakan keagungan tersebut ke puncaknya.
Ilmu sejarahlah yang memberitahukan itu semua kepada generasi sekarang supaya kita bisa memetik pelajaran darinya. Sehingga untuk memperkuat semua argumen tersebut sekiranya haruslah ada bukti sejarahnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan kajian mendalam mengenai Sumber-Sumber Tertulis Peradaban Islam”.  Hal ini disebabkan karena begitu pentingnya bagi umat islam secara khusus.
B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengambil masalah yang akan dibahas dalam makalah  ini adalah:
1.      Apa yang dimaksud dengan Sejarah Peradaban Islam?
2.      Apa Manfaat mempelajari Sejarah Peradaban Islam?
3.      Bagaiman Periodisasi Peradaban Islam?
4.      Apa saja Sumber-sumber Tertulis Peradaban Islam?

C.       Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
   1.   Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Sejarah Peradaban Islam!
   2.   Untuk mengetahui Apa Manfaat mempelajari Sejarah Peradaban Islam!
   3.   Untuk mengetahui Periodisasi Peradaban Islam!
   4.   Untuk mengetahui Apa Saja Sumber-sumber Tertulis Peradaban Islam!

D.       Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini maka diharapkan dapat dipetik manfaat sebagai berikut:
1.      Pembaca dapat mengetahui Apa yang dimaksud dengan Sejarah Peradaban Islam.
2.      Pembaca dapat mengetahui Apa Manfaat mempelajari Sejarah Peradaban Islam.
3.      Untuk mengetahui Periodisasi Sejarah Peradaban Islam!
4.      Pembaca dapat mengetahui Apa Sumber-sumber Tertulis Peradaban Islam.



BAB II
METODE PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif artinya penelitian dilakukan secara mendalam serta menggunakan pendekatan deskriptif yang bermaksud untuk mengetahui bagaimana Sumber-Sumber Tertulis Peradaban Islam”. Deskriptif yang dimaksud disini adalah dengan menuturkan dan menggambarkan data yang diperoleh secara apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti barulah kemudian peneliti menarik kesimpulan.

B.     Lokasi  Penelitian
Penelitian ini dilakukan di beberapa perpustakaan dan internet,  sebagai berikut:
    1.      Pustaka induk wilayah Provinsi Aceh
    2.      Pustaka induk Kampus Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
    3.      Pustaka induk Kampus Universitas Syiah Kuala
    4.      Pustaka Pascasarjana UIN Ar-raniry
C.    Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan  yaitu :
    1.      Data Kepustakaan.
Data ini diperoleh dari studi kepustakaan. Studi kepustakaan dimaksud untuk memperoleh teori, konsep maupun keterangan-keterangan melalui hasil penelitian, buku-buku, skripsi, majalah, atau bahan-bahan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hasil penelitian tersebut yang kemudian  dianalisis secara deskriptif.
    2.      Teknik Analisis Data
Sesuai dengan penelitian ini, maka data yang ada dianalisis dengan teknik kualitatif deskriptif, artinya data-data yang ada dianalisis di pustakaan dikumpulkan kemudian diolah dengan klasifikasi dan dianalisis secara kualitatif dengan berpedoman pada kerangka pikiran yang telah disajikan guna memberikan gambaran yang jelas dari masalah yang diteliti.


BAB III
PEMBAHASAN

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas maka penulis akan melakukan studi analisis kepustakaan untuk mendapatkan jawaban yang tepat dari makalah ini yang berjudul Sumber-Sumber Tertulis Peradaban Islam”.
A.       Pengertian Sejarah Peradaban Islam.
Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” artinya pohon. Dalam dunia barat seperti perancis disebut Histoire dan Historie  (Belanda) serta  History (Inggris).[3] Dalam Bahasa Yunani Disebut  Istoria yang artinya ilmu. Pengertian secara umum Sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (event in the past).[4] Sejarah dalam bahasa juga disebut, tarikh  adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa.[5]
Menurut Ibn Khaldun, sejarah ialah menunjuk kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu atau ras tertentu. Sedangkan  Sidi Gazalba mengatakan, sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makluk social, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kepahaman tentang apa yang telah berlalu.[6]
Dalam kamus bahasa Indonesia diartikan[7], sejarah adalah peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau pengetahuan tentang peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau.
Dapat disimpulkan pengertian sejarah adalah segala kisah dan peristiwa yang terjadi pada masa lampau umat manusia yang benar-benar terjadi.
Kemudian, “Peradaban” Istilah ini sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian seseorang terhadap perkembangan suatu kebudayaan. Oleh karena itu Peradaban Menurut Arnold Toynbee dalam bukunya adalah kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah lebih tinggi. Pengertian yang lain menyebutkan bahwa peradaban adalah kumpulan seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni budaya, maupun iptek).[8]
Dalam bahasa arab, dibedakan antara kata Tsaqafah (kebudayaan), kata Nadlarah (kemajuan), dan kata Tamaddun (peradaban).  Demikian pula Dalam bahasa Inggris membedakan pengertian antara peradaban dan kebudayaan, Yakni istilah civilization digunakan untuk (diartikan) sebagai peradaban dan culture digunkan untuk (diartikan) sebagai kebudayaan.
“Peradaban” Seringkali juga istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang "kompleks": dicirikan oleh praktik dalam pertanian, hasil karya dan pemukiman, berbanding dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah peradaban akan disusun dalam beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hirarki sosial[9].
Koentjaraningrat[10], berpersepsi peradaban sering dugunakan untuk menyebut bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan dan kepandaian menulis serta organisasi kenegaraan.  Oleh karena itu kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud.
1.      Wujud Ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan lain-lain.
2.      Wujud Kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.      Wujud Benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah[11].
Ibn Khaldun menggunakan kata hadharah[12] di samping kata `umran . Tetapi hadharah di sini hanya memiliki arti secentary life (kehidupan yang menetap). Kata hadharah  pada masa Ibn Khaldun sendiri tidak berarti civilization (peradaban). Penerjemah buku al-Muqaddimah  mengartikan kata hadharah dari tulisan Ibn Khaldun sebagai sedentary (menetap). Perubahan semantik kata hadharah terjadi dalam bahasa Arab modern. Penulis Arab modern menggunakan kata Hadharah sebagai sinonim untuk civilization (peradaban). Ibn Khaldun juga menyebutkan bahwa peradaban manusia itu akan dipergilirkan antara  kejayaan dan kehancuran yakni dengan mengikuti fase-fase tertentu dalam kehidupan manusia. Hal ini seperti terdapat dalam al-Qur’an.

Artinya:  “…Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”[13]

Pada umumnya antropolog juga menegaskan bahwa adanya fakta dari tiap-tiap peradaban yang meluas dari pusat kota, mempengaruhi daerah sekeliling, baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun budaya (misalnya peradaban Mesir, Aztec, dan Yunani).[14]
Dapat disimpulkan peradaban adalah hasil pemikiran dari suatu masyarakat yang memiliki budaya lebih tinggi dan maju dari segala aspek, baik ekonomi, dan sosial serta politik (negara).
Peradaban islam dalam bahasa arab al-Hadharah al-Islamiyah,  kata bahasa arab ini sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia dengan kebudayaan, padahal kebudayaan dalam bahasa arab ats-tsaqafah. Berdasarkan hal itu kebudayaan adalah semangat yang medalam suatu masyarakat. Sedangkan peradaban lebih menitik beratkan kepada perekonomian, teknologi, dan politik[15].
Dengan penjelasan singkat diatas maka dapat diambil kesimpulan apa yang dimaksudkan dengan Sejarah Peradaban Islam adalah sekumpulan kejadian masa lampau yang memandang tentang kehidupan manusia menurut sudut pandang pemikiran Islam. atau  dengan makna lain bahwa peradaban Islam adalah peradaban orang-orang Muslim dan peradaban manusia yang diilhami dan dilandasi oleh keyakinan kepada Islam yang berdasar pada al-Qur’an dan Hadis yang diawali oleh Nabi Muhammad SAW.

B.        Manfaat Mempelajari Sejarah Peradaban Islam.
       Firman Allah dalam al-Qur'an; 

Artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”[16]

Dari ayat al-Qur’an diatas begitu jelas diterangkan manfaat dari mempelajari kisah-kisah atau sejarah atau peradaban umat manusia masa lalu sehingga dapat memberikan pelajaran dari kisah tersebut, baik itu berupa kisah yang baik mapun kisah yang buruk dari segala sisi dan juga dapat dijadikan sebagai petunjuk sehingga akhirnya akan menjadi rahmat bagi umat manusia terutama bagi orang-orang yang beriman (percaya).
Adapun kegunaan mempelajari sejarah peradaban Islam dapat dibagi menjadi tiga kelompok diantaranya sebagai berikut:
   1. Manfaat sebagai sarana pendidikan
Kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai pelajaran. Banyak manusia yang belajar dari sejarah belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya. manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya. Kesalahan pada masa lampau baik kesalahan sendiri maupun orang lain.
    2. Manfaat sebagai Inspirasi
Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya.[17]
    3. Manfaat prediktif
Kegunaan sejarah, bagaimanpun isisnya dapat memberikan pandangan-pandangan dalam rangka memprediksi kehidupan dimasa yang akan datang.[18]
Manfaat Sejarah peradaban Islam secara umum bagi generasi kedepannya diantaranya:
1.      Sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi perkembangan kehidupan manusia.[19]
2.      Memahami sejarah peradaban Islam tidak semata-mata untuk mengetahui tanggal, bulan, tahun, dan abad suatu peristiwa peradaban Islam, tetapi memahami realitas muslim di masa lampau.
3.      Mengkaji sejarah dapat memperoleh informasi tentang aktivitas peradaban Islam dari zaman rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran, kebangkitan peradaban Islam.
4.      Segala ide, konsep, institusi, sistem, dan operasionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu dapat diketahui dari sejarah peradaban Islam yang kita pelajari.
5.      Kewajiban kaum muslimin untuk meneladani Rasulullah oleh karena itu rekaman tenyang perilaku kearifan dan kebijaksanaan Rasulullah perlu diketahui dan diteladani.
6.      Untuk menafsirkan dan memahami maksud al-Qur’an dan hadits perlu memahami setting sosial historis dan kondisi psikologis masyarakat waktu itu.
7.      Untuk merekam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi baik sebelum maupun sesudah kedatangan Islam.
8.      Sejarah pun bermanfaat untuk mengenal diri sendiri, juga sebagai cermin masa lalu untuk dijadikan pedoman masa kini dan masa yang akan datang, untuk diteladani dan dipakai sebagai alat analisis.[20]
9.      Merasa bangga dan mencintai kebudayaan Islam yang merupakan buah karya kaum Muslimin masa lalu.
10.  Berpartisipasi memelihara peninggalan-penbinggalan masa lalu dengan cara mempelajari dan mengambil manfaat dari peninggalan-peninggalan tersebut.
11.  Meneladani perilaku yang baik dari tokoh-tokoh terdahulu.
12.  Mengambil pelajaran dari berbagai keberhasilan dan kegagalan masa lalu.
13.  Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah diraih umat terdahilu.
14.  Untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Sebab, dengan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu.
15.  Agar pembaca dapat memilah dan memilih mana aspek sejarah yang perlu dikembangkan dan mana yang tidak perlu. Mengambil pelajaran yang baik dari suatu umat dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik.
16.  Agar pembaca  mampu berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lalu yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan perkembangan, perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya Islam di masa yang akan datang.

C.    Periodisasi Peradaban Islam
Periodisasi Sejarah Islam Menurut Nourouzzaman Shiddiqie dapat disusun sebagai berikut:[21]
1.      Periode Klasik ( 600-1258 )
Periode ini sejak kelahiran Nabi Muhammad sampai di dudukinya baghdad oleh Hulagu Khan. Yang menjadi ciri periode ini adalah dengan mengabaikan adanya dinasti-dinasti  yang tumbuh dan tenggelam di masa Dinasti Abbasiyah, kepala negara ( khalifah ) tetap di jabat oleh seseorang dan di angggab pimpinan tertinggi negara wlaupun hanya sekedar simbol.
2.      Periode Pertengahan (dari jatuhnya Baghdad sampai akhir abad ke -17)
Ciri periode ini adalah tanpa menghilangkan kenyataan adanya Dinasti Umayyah di Andalusia, wilayah islam lainya telah terpecah berada di bawah 3 kekuasaan yang saling bermusuhan. Kekuasaan Dinasti Usmaniyah di Andalusia, kekuasaan Dinastu Mamluk di mesir, dan Dinasti Ilkhan dari Mongol di Persia.
3.      Periode modern ( mulai abad ke-18)
Ciri periode ini ialah seluruh wilayah kekuasaan Islam berada di bawah cengkraman penjajahan Barat, sampai kemudian setelah Perang Dunia Kedua kembali memperoleh kemerdekaannya.

Dalam kitab At-Tarikh Al-Islami Ahmad Al-Usairy menyebutkan periodisasi islam di bagi dalam periode-periode sebagai berikut:[22]
1.      Periode Sejarah Klasik (Masa Nabi Adam-Sebelum Diutusnya Nabi Muhammad) yaitu merupakan fase sejarah sejak Nabi Adam dilanjutkan dengan masa-masa para nabi hingga sebelum diutusnya Rasulullah.
2.      Periode Sejarah Rasulullah (570-632 M) yaitu Di dalamya diungkapkan tentang berdirinya negara islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah, yang menjadikan Madinah Al-Munawaroh sebagai pusat awal ssemua aktivitas negara yang kemudian meliputi semua Jazirah Arabia.
3.      Periode Sejarah Khufaur Rasyidin (632-661 M). Periode ini di mulai sejak tahun 11 H hingga 41 H. Pada masa itu terjadi penaklukan-penaklukan Islam di Persia, Syam (Syiria), Mesir, dan lain-lain.
4.      Periode Pemerintahan Bani Umayyah (661-749 M). pada periode ini pemerintahan islam mengalami perluasan islam yang demikian signifikan. Hanya ada satu khalifah dalam pemerintahannya. Sayangnya, komitmen kepada syariah Islam mengalami sedikit kemorosotan daripada periode sebelumnya.
5.      Periode Pemerintahan Bani Abbasiyah (749-1258 M). Periode ini memiliki karakter khusus yang ditandai dengan kemunculan beberapa pemerintahan dan kerajaan yang independen, dimana sebagian besar telah berkontribusi yang besar terhadap islam. Kerajaan tersebut adalah: Pertama, Dinasti Idrisiyah (788-974) M. Dinasti ini didirikan oleh salah seorang penganut syi'ah, yaitu Idris bin Abdullah pada tahun 172 H atau 789 M. Dinasti ini merupakan Dinasti Syi'ah pertama yang tercatat dalam sejarah berusaha memasukan syi'ah ke daerah Maroko dalam bentuk yang sangat halus. Kedua, Dinasti Aqlabiah (800-811 M). Dinasti ini muncul di akhir pemerintahan Raja Haru Al-Rasyid.Pengangkatan Ibrahim bin Aqlab sebagai Gubernur turun temurun (800), yang kemudian menjadi Dinasti Aqlabiah, di Afrika Utara (Magribi). Masa ini juga di tandai dengan terjadinya gerakan kebatinan, pemerintahan syiah serta perang salib.
6.      Periode Pemerintahan Mamluk (1250-1517 M). Goresan sejarah paling penting pada masa ini yaitu berhasil di bendungnya gelombang penyerbuan pasukan Mongolia ke beberapa belahan negeri Islam. Juga telah berhasil eksstensi kaum Salibis dari negara Islam. Pada masa ini kaum muslimin semakin jauh dari agamanya.
7.      Periode Pemerintahan Usmani (1517-1923 M). Pada awal pemerintahan ini telah berhasil melakukan ekspansi wilayah Islam terutama di Eropa Timur. Pemerintahan ini juga telah melebarkan kekuasaannya ke kawasan timur wilayah Islam. Goresan sejarah yang paling agung yamg berhasil dilakukan oleh pemerintahan Usmani adalah ditaklukannya Konstatinopel. Namun pada akhirnya pemerintahan Turki berhasil menaburkan benih pemikiran nasionalis sehingga pemikiran ini menjadi pemicu hancurnya pemerintahan Islam serta kaum muslimin menjadi negeri-negeri kecil yang lemah dan terbelakang serta jauh dari agama mereka.
8.      Periode Dunia Islam Kontemporer (1922-2000 M). Periode ini dimulai sejak tahun 1342-1420H atau 1922-2000M. Periode ini merupakan masa sejarah umat islam sejak berakhirnya Dinasti Turki Usmani hingga perjalanan umat Islam pada masa sekarang.
Kemudian menurut Prof. Dr. Harun Nasution,[23] Sejarah Islam dapat dibagi kedalam tiga periode besar, yaitu periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern.
Dapat disimpulkan bahwa perodisasi sejarah peradaban Islam itu secara garis besar bisa dikatakan hanya memiliki tiga ketegori yaitu: Periode Kategori klasik antar tahun 570 sampai 661 M yakni pada masa Nabi Muhammad SAW dan Masa empat Khalifah, Abu Bakar, Umar, Utsam dan Ali bin Abi Thalib. Periode Kategori Pertengahan  Diantara tahun 661 sampai 1922 M, yakni Pada Masa Dinasti Islam pertama yaitu Dinasti Ummaiyah, Abbasiyah dan Dinasti Utsmaniyah. Kemudian. Periode Kategori Modern. dimulai sejak tahun 1342H atau 1922M. adalah sejak kejatuhan Dinasti terakhir islam yaitu Turki Utsmani sampai pada hari ini.
D.       Sumber-Sumber Tertulis Peradaban Islam.
Perlu ditegaskan dalam tulisan ini bahwa Sumber-sumber Peradaban itu setidaknya dapat di kelompokkan menjadi tiga kelompok  yaitu: Pertama: Sumber tulisan (buku-buku/kitab-kitab), Kedua: Sumber Perjanjian-perjanjian (MoU) yang Ketiga: Sumber bekas Material (Bagunan/Fisik). Namun, dalam tulisan ini yang dibahas hanyalah sumber pertama saja yaitu: Sumber-sumber peradaban yang berasal dari tulisan (buku-buku/kitab-kitab), untuk penjelasan sumber yang lain akan dibahas lebih lanjut[24].
Kemudian menginggat ketentuan periodisasi sejarah peradaban Islam itu secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu Periode Kategori klasik antar tahun 570 sampai 661 M yakni pada masa Nabi Muhammad SAW dan Masa empat Khalifah, Abu Bakar, Umar, Utsam dan Ali bin Abi Thalib. Periode Kategori Pertengahan  Diantara tahun 661 sampai 1922 M, yakni Pada Masa Dinasti Islam pertama yaitu Dinasti Ummaiyah, Abbasiyah dan Dinasti Utsmaniyah. Kemudian. Periode Kategori Modern. dimulai sejak tahun 1342H atau 1922M. adalah sejak kejatuhan Dinasti terakhir islam yaitu Turki Utsmani sampai pada hari ini. Maka, alur penulisan Sumber-Sumber Tertulis Peradaban Islam ini juga mengikuti Ketentuan periode tersebut.
Sumber Tertulis Peradaban Islam Periode Kategori klasik (570-661 M)
1.      al-Qur’an
al Qur'an adalah wahyu Allah SWT. yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw dengan perantara malaikat jibril, disampaikan dengan jalan mutawatir kepada kita, ditulis dalam mushaf dan membacanya termasuk ibadah. Al Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw selama kurang lebih 22 tahun.
al-Qur’an dibukukan pertama sekali pada masa Kahlifah Abu Bakar yang memerintah antara tahun 632 sampai 634 M atas usulan Umar bin Khattab mengingat banyaknya penghafal al-Qur’an Yang meninggal waktu perang Yamamah (12 H) selanjutnya penulisannya diketuai oleh Zaid bin Tsabit atas printah Khalifah Abu Bakar pula. Disebutkan bahwa sejumlah bahan yang ketika itu digunakan untuk menyalin wahyu-wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu:[25] 
1.      Riqa, atau lembaran lontar atau perkamen.
2.   Likhaf, atau batu tulis berwarna putih, terbuat dari kepingan batu kapur yang terbelah secara horizontal lantaran panas.
3.      ‘Asib, atau pelapah kurma, terbuat dari bagian ujung dahan pohon kurma yang tipis.
4.      Aktaf, atau tulang belikat, biasanya terbuat dari tulang belikat unta.
5.      Adlla’ atau tulang rusuk, biasaya juga terbuat dari tulang rusuk unta.
6.      Adim, atau lembaran kulit, terbuat dari kulit binatang asli yang merupakan bahan utama untuk menulis ketika itu.

Sumber Tertulis Peradaban Islam Kategori Pertengahan (661-1922 M)
1.      Kitab-Kitab Hadis
Hadist adalah segala hal yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa ucapan, perbuatan, penetapan maupun sifat khilqi ataupun khulqi, atau disandarkan pada sahabat atau tabi’in.
Allah berfirman[26]
وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Artinya: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah…”[27]

Rasulullah saw bersabda : "Aku meninggalkan kalian dua hal. Jika kalian berpegang teguh dengan keduanya, maka kalian tidak akan pernah sesat, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya"[28]
Umar bin Abd Al-‘Aziz  (masa dinasti Umaiyyah)  yang berkuasa pada tahun 717 – 720 menjadi khalifah pada masa inilah hadis mulai dibukukan. Dia memerintahkan kepada semua gubernur untuk mengumpulkan  hadist yang mereka ketahui. Kemudian, secara khusus juga ditunjukkan kepada imam Syihabuddin al-Zuhri.
Setelah masa imam Syihabuddin al-Zuhri dilanjutkan oleh ulama-ulama muslim lainnya namun yang paling mendapat perhatian besar dari ulama-ulama sesudahnya adalah kitab Musnadul Kabir karya Ahmad bin Hambal (164-241 H / 780-855 M) yang berisi 40.000 hadits.  Adapun pengumpulan hadits Selanjutnya dilaksanakan dengan penelitian sanad dan rawi-rawinya, Ulama terkenal yang mempelopori usaha ini adalah Ishaq bin Rahawaih bin Mukhlad Al Handhali At Tamimi Al Marwazi (161-238 H / 780-855 M). kemudian yang perlu menjadi catatan pada masa (abad 3 H) ialah telah diusahakannya untuk memisahkan hadits yang shahih dari hadits yang tidak shahih sehingga tersusun 3 macam hadits, yaitu: Pertama, Kitab Shahih (Shahih BukhariShahih Muslim)  berisi al hadits yang shahih saja. Kedua, Kitab Sunan (Ibnu Majah, Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasai, Ad Damiri) menurut sebagian ulama selain Sunan Ibnu Majah berisi hadits shahih dan hadits dla'if yang tidak munkar. Ketiga, Kitab Musnad (Abu Ya'la, Al Hmaidi, Ali Madaini, Al Bazar, Baqi bin Mukhlad, Ibnu Rahawaih) berisi berbagai macam al hadits tanpa penelitian dan penyaringan.
2.      Kitab al-Qanun fi at-Tibb.
Kitab ini ditulis oleh Ibnu Sina[29], seorang ilmuwan dan filsuf abad ke 10 M  (masa dinasti Abbasiyah) yang banyak disebut sebagai bapak ilmu kedokteran modern. Di Barat dikenal dengan nama Avicena[30]. Salah satu peninggalan monumental Ibnu Sina adalah kitab al-Qanun fi at-Tibb,[31] atau sering disebut The Canon of Medicine. Kitab ini menjadi rujukan kedokteran selama berabad-abad hingga abad 17 terutama didunia Eropa. Avicena lahir dari kota Afsyanah di wilayah Uzbekistan saat ini.
3.      Kitab Al Jabru wal Mukabala
Sebelumnya perhitungan matematika masih terbilang rumit dan tidak praktis. Simbol angka-angka masih menggunakan angka romawi. Di dunia Islam ilmu-ilmu matematika kuno dari romawi dan persia serta India dikembangkan hingga munculah ilmu matematika dengan sistem Aljabar.[32]
Sistem Aljabar dan Angka Nol ini ditemukan oleh al-Khawarizmi seorang pemikir dan ulama muslim Nama lengkap dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusuff.  Al-Khawarizmi telah dikanali di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Beliaulah yang menemukan angka Nol dan Al Jabru wal Mukabala. (penjabaran dan penyelesaian). Bagi oarang eropa buku ini disebut Aljabar, dilahirkan di Bukhara sekitar tahun 780  (masa dinasti Abbasiyah) tepatnya di Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad, Irak sekarang.[33]
4.      Kitab Al Zij
Kitab Al Zij. Adalah kitab tentang astronomi yang banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 dengan judul De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerum et Motibus oleh Plato dari Tivoli. Terjemahan tertua dari karyanya itu masih ada di Vatikan. Terjemahan ini keluar pada 1116 sedangkan edisi cetaknya beredar pada 1537 dan pada 1645. Sementara terjemahan karya tersebut ke dalam bahasa Spanyol muncul pada abad ke-13. Pada masa selanjutnya baik terjemahan dalam bahasa Latin maupun Spanyol tetap bertahan dan digunakan secara luas.
Penulisnya adalah Abdallah Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Al-Battani. Ia lebih dikenal dengan panggilan Al-Battani atau Albatenius di dunia Barat. Al Battani lahir di Battan, Harran, Suriah pada sekitar 858 M (masa dinasti Abbasiyah). 
Buah pikirannya dalam bidang astronomi yang mendapatkan pengakuan dunia adalah lamanya bumi berotasi dan mengitari matahari. Berdasarkan perhitungannya, ia menyatakan bahwa bumi mengelilingi pusat tata surya tersebut dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik. Perhitungannya mendekati dengan perhitungan terakhir yang dianggap lebih akurat.
Tak heran bila tulisannya, sangat memberikan pengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa hingga datangnya masa Pencerahan. Dalam Fihrist, yang dikompilasi Ibn An-Nadim pada 988, karya ini merupakan kumpulan Muslim berpengaruh pada abad ke-10, dinyatakan bahwa Al Battani merupakan ahli astronomi yang memberikan gambaran akurat mengenai bulan dan matahari.[34]
5.      Kitab Al-Rujari dan Uzhat al-Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq[35]
Kitab al-Rujari secara cermat memuat danau dan sungai, kota-kota besar, daratan serta pegunungan. dibedakan pula antara tanah yang subur (pertanian) dan tanah yang gersang. Terus didalamnya juga dimasukkan beberapa informasi tentang jarak, panjang dan ketinggian secara tepat. 
Kitab Nuzhat al-Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Kesenangan untuk Orang-orang yang Ingin Mengadakan Perjalanan Menembus Berbagai Iklim) menjadi sebuah ensiklopedi yang berisi peta secara detil dan informasi lengkap negara-negara Eropa untuk pertama kalinya.
Penulisnya adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Muhammad Ibn Abdullah Ibn Idris Ash Sharif. Ia dilahirkan di Ceuta, Spanyol tahun 493 H/1100 M. Al-Idrisi (1100 – 1166 M) dikenal masyarakat Barat sebagai seorang ahli Geografi. Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, diantaranya ke bahasa Spanyol (1793), Jerman (1828), Perancis (1840) oleh Amedie Jaubert, dan ke bahasa Italia (1885)[36].  Sebelumnya perbah diterbitkan di Roma pada tahun 1619.  Nama Al-Idris sebagai penulis  aslinya tidak dicantumkan pada terjemahan tersebut. Christopher Columbus menggunakan peta asli yang dibuat oleh Idris berlayar mengelilingi beberapa belahan dunia. 
6.      Kitab al-Buldan
Kitab al-Buldan (Buku Negeri-negeri). Buku ini termasuk kitab yang tertua dalam sejarah ilmu geografi dunia. Karenanya, buku tersebut pun lantas diterbitkan kembali oleh sebuah penerbit di Leiden, Belanda, dengan mengambil judul Ibn Waddih qui dicitur al-Ya’qubi historiae. Di dalamnya dijelaskan pengembaraan yang dilakukan oleh penulisnya dan tugas-tugas negara yang dia emban, yaitu pada masa dinasti Tahiriah di Khurasan dan dinasti Tulun di Mesir dan Suriah. selanjutnya seperti yang banyak diketahui bahwa penulisannya menggunakan langgam sejarah sendiri tanpa mengikuti langgam sejarah sebelumnya. buku ini juga berusaha mengembangkan pendekatan eksperimental dalam menulis.
Nama lengkap penulisanya adalah Ahmad bin Abi Ya’qub Ishaq bin Ja’far bin Wahab bin Waddih. hidup di Baghdad pd masa pemerintahan khalifah Abbasiyah, al-Mu’tamid. (870 M–892 M).
7.      Kitab Al Ahkaam Al Shultoniyah
Kitab Al Ahkaam Al Shultoniyah adalah Hukum-hukum Kekuasaan, termuat juga prinsip politik kontemporer dan kekuasaan, Misalnya, dalam buku itu dibahas masalah pengangkatan imamah (kepala negara/pemimpin), pengangkatan menteri, gubernur, panglima perang, jihad bagi kemaslahatan umum, jabatan hakim, jabatan wali pidana. Selain itu, juga dibahas masalah imam shalat, zakat, fa’i dan ghanimah (harta peninggalan dan pampasan perang), ketentuan pemberian tanah, ketentuan daerah-daerah yang berbeda status, hukum seputar tindak kriminal, fasilitas umum, penentuan pajak dan jizyah, masalah protektorat, masalah dokumen negara dan lain sebagainya.
Selanjutya imam (yang dalam hal ini adalah seorang raja, presiden, sultan) merupakan sesuatu yang niscaya. Artinya, keberadaannya sangat penting dalam suatu masyarakat atau negara. Karena itu, jelasnya, tanpa imam akan timbul suasana chaos. Manusia menjadi tidak bermartabat, begitu juga suatu bangsa menjadi tidak berharga.
Dalam buku kitab ini juga dibahas bagaimana ketentuan seorang imamah yang dianggap legal? Didalam buku ini dijelaskan jabatan imamah (kepemimpinan) dinilai sah apabila memenuhi dua metodologi. Pertama, dia dipilih oleh parlemen (ahlul halli wal aqdi). Mereka inilah yang memiliki wewenang untuk mengikat dan mengurai, atau juga disebut model Al Ikhtiar. Kedua, ditunjuk oleh imam sebelumnya. Model pertama selaras dengan demokrasi dalam konteks modern. Sementara, tipe kedua, merujuk pada eksperimen sejarah, yakni pengangkatan khalifah Umar bin Khattab oleh khalifah sebelumnya, Abu Bakar Ash Shiddiq. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Italia, Indonesia, dan Urdu.
lengkap dari penulis buku ini adalah Abu al Hasan Ali bin Habib al Mawardi. Lahir di kota pusat peradaban Islam, Basrah (Baghdad) pada 386 H/975 M,  (Masa dinasti Abbasiyah) Al Mawardi menerima pendidikan pertamanya di kota kelahirannya. Ia belajar ilmu hukum dari Abul Qasim Abdul Wahid as Saimari, seorang ahli hukum mazhab Syafi’i yang terkenal.
8.      Kitab Al-Jami Baim Al-Ilm wal Amal Al-Nafi Fi Sinat’at Al Hiyal
Kitab ini berisi tentang teori dan praktik mekanik, terdapat instruksi untuk merancang, merakit, dan membuat mesin. Dalam buku ini juga menjabarkan sekitar lima puluh peralatan mekanik dalam enam kategori yang berbeda. Termasuk jam air, alat mencuci tangan atau mesin wadu dan mesin pemompa air. Ilmuwan dan ahli teknik Muslim ini telah membawa masyarakat Islam pada abad ke-12 pada kejayaan. Ia hidup dan bekerja di Mesopotamia selama 25 tahun. 
Nama lengkap penulis kitab ini adalah Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. lahir di Al-Jazira, sebuah wilayah yang terletak di antara Tigris dan Efrat, Irak.  Sering di panggil Al-Jazari, dia tinggal di Diyar Bakir, Turki, selama abad kedua belas. 
9.      Kitab Al Hikmah Al Falsafiyah
Dalam buku ini, antara lain dikemukakan reaksi kimia: ”Air raksa (merkuri) dan belerang (sulfur) bersatu membentuk satu produk tunggal, tetapi adalah salah menganggap bahwa produk ini sama sekali baru dan merkuri serta sulfur berubah keseluruhannya secara lengkap. Yang benar adalah bahwa keduanya mempertahankan karakteristik alaminya, dan segala yang terjadi adalah sebagian dari kedua bahan itu berinteraksi dan bercampur sedemikian rupa sehingga tidak mungkin membedakannya secara seksama.”
”Jika dihendaki memisahkan bagian-bagian terkecil dari dua kategori itu oleh instrumen khusus, maka akan tampak bahwa tiap elemen (unsur) mempertahankan karakteristik teoretisnya.
Hasilnya adalah suatu kombinasi kimiawi antara unsur yang terdapat dalam keadaan keterkaitan permanen tanpa perubahan karakteristik dari masing-masing unsur.” Ide-ide eksperimen ini sekarang lebih dikenal/dipakai sebagai dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan metal, nonmetal dan penguraian zat kimia.
Nama penulis kitab ini adalah Jabir ibnu Hayyan (721-815 H) di Barat dikenal dengan nama Geber. Sampai akhir abad 17, sangat menonjol sebagai ahli kimia termasyhur yang dihasilkan abad pertengahan. Anak seorang penjual obat di Kufah (Irak) ini juga merupakan seorang sufi.
10.  Kitab Kamil al-Sina'a 
Kitab ini mengulas tentang ilmu bedah hingga ke intinya. Buku ini sangat spektakuler karena terdiri dari 110 bab. Dalam Kamil al-Sina'a volume 10, dilengkapi dengan sebuah teori khusus mengenai terapi pembedahan. buku ini juga pertama kali membahas susunan dan fungsi pipa kapiler, serta memberi penjelasan yang benar tentang kelahiran bayi. Menurutnya, proses kelahiran bayi adalah reaksi dari otot-otot rahim sang ibu yang bekerja keras pada saat bersamaan. Pendapat tersebut bertolak belakang dari pendapat yang diyakini masyarakat Arab selama berabad-abad bahwa proses kelahiran adalah usaha dari bayi yang akan lahir. Sebuah buku legendaris ini adalah karya Ali Abbas Majusi wafat antara tahun 982 - 995.
11.  Kitab Ihya Ulumuddin 
Kiatb ini membahas hampir semua tema agama Islam. Di awali dengan pembahasan tentang ilmu dan iman (aqidah). Kemudian, pembahasan seputar ibadah. Lalu berlanjut ke adab keseharian, berikutnya ada pembahasan seputar akhlak, baik akhlak mulia maupun akhlak tercela dan di akhir ada pembahasan seputar kehidupan di akhirat.[37]
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di Thus 1058 / 450 H, meninggal di Thus 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H, umur 52–53 tahun) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.[38]

12.  Kitab al-Muqaddimah 
Kitab ini merupakan karya monumental pertama yang memuat prinsip-prinsip politik, strata suatu masyarakat, dan teori disintegrasi. memetakan masyarakat dengan interaksi sosial, politik, ekonomi, dan geografi yang melingkupinya. Pendekatan ini dianggap menjadi terobosan yang sangat signifikan. Selanjutnya dalam kitab ini organisme dapat tumbuh dan matang, karena sebab-sebab nyata yang mempengaruhinya. Pengaruh itu universal dan pasti. Tak ada kebetulan dalam sejarah sosial kecuali sebab dan akibatnya semata, sebagian jelas dan diketahui, sebagian lagi tidak. Mengenai hal Formasi masyarakat, juga dijeslakn sebagai hasrat manusia untuk berkumpul, bersaing, lalu memperebutkan kepemimpinan. Mereka diikat dengan solidaritas ashabiyah (ungkapan pra-Islam) yang diarahkan oleh para pimpinannya. Ia memperkirakan bahwa solidaritas itu berlangsung empat generasi. Model ini menempatkan Penulisnya sebagai penganut teori siklus sejarah. Masyarakat lahir, tumbuh, berkembang, lalu mati untuk diganti dengan yang lain. Demikian seterusnya.
Nama lengkap penulisnya adalah Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Al Hasan bin Jabir bin Muhammad bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Ibn Khaldun,  sering disebutkan ibnu Khaldun pemikir (1332-1406) kelahiran Tunisia ini dikenal sebagai bapak sosiologi dan politik.

Sumber Tertulis Peradaban Islam Kategori Modern (1922-Sekarang)

1.      Kitab Risale-i Nur
Dalam kitab ini dituangkan pemikir progresif yang peduli terhadap ilmu pengetahuan. Intinya terdapat dan memuat beberapa konsep pendidikan baru yang tidak mendikotomikan ilmu islam dan sains. bahwa hal itu lah yang menjadi faktor kemunduran islam dari barat pada waktu itu sampai hari ini. Ia menilai, bahwa ilmu islam perlu berjalan seiring dengan ilmu sains, selama hal itu tidak bertentangan dengan agama. atau bahasa sederhananya, Islamisasi ilmu pengetahuan. Konsep tersebut telah diterapkan Badiuz zaman di dalam sekolah rintisannya, yakni Az Zahra[39].
Nama penulisnya adalah Badiuzzaman Said Nursi, ia dilahirkan pada tahun 1877 M dan menutup usia di tahun 1960 M di Urfa, Turki. tempat lahirnya di Nurs, sebuah desa di Provinsi Bitlis, Ottoman Empire (kini Turki).
2.      Penelitian di Bidang Fisika
lima gaya dasar di alam. Gaya dasar dialam ini yaitu gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, gaya kuat yang menahan atom suatu benda, serta gaya lemah. Selama berabad-abad kelima gaya itu dipahami secara terpisah
Hasil penelitian ini memberi indikasi kuat bahwa, pada dasarnya tidak ada perbedaan yang terlalu prinsipil antara gaya nuklir dan kelistrikan. Bentuk energi nuklir jenis lemah sebenarnya identik dengan bentuk energi elektromagnetik. Kebenaran hasil penelitian salam ini didukung oleh hasil eksperimen laboratorium Riset Eropa di Genewa pada 1973 tentang adanya interaksi  ‘arus netral‘ yang merupakan bagian pokok dari prediksi teori yaitu “teori medan terpadu”. Pada 1978, eksperimen di pusat akselerator linier, Stanford, Amerika, memperukuat hasil penemuan ini.
Nama Penelitinya adalah Abdus Salam merupakan saintis terbesar dan ilmuwan muslim Pakistan pertama yang mendapatkan hadiah Nobel paling bergengsi di bidang fisika atom. Dia lahir di Pakistan pada tanggal 29 Januari 1926. Abdus Salam meninggal pada tanggal 21 November 1996, diusia 70 tahun di Oxford, Inggris.



BAB IV
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Maksud dari Sejarah Peradaban Islam adalah sekumpulan kejadian masa lampau yang memandang tentang kehidupan manusia menurut sudut pandang pemikiran Islam. atau  dengan makna lain bahwa peradaban Islam adalah peradaban orang-orang Muslim dan peradaban manusia yang diilhami dan dilandasi oleh keyakinan kepada Islam yang berdasar pada al-Qur’an dan Hadis yang diawali oleh Nabi Muhammad SAW.
Kegunaan sejarah selain sebagai pelajaran. Seperti Banyak manusia yang belajar dari sejarah belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya. manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya. Kesalahan pada masa lampau baik kesalahan sendiri maupun orang lain. Setidaknya secara rinci manfaat mempelajari ilmu sejarah Pertama, Manfaat sebagai Inspirasi. Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. Kedua, Manfaat prediktif . bagaimanpun isinya dapat memberikan pandangan-pandangan dalam rangka memprediksi kehidupan dimasa yang akan datang.
Perodisasi sejarah peradaban Islam itu secara garis besar bisa dikatakan hanya memiliki tiga ketegori yaitu: Periode Kategori klasik antar tahun 570 sampai 661 M yakni pada masa Nabi Muhammad SAW dan Masa empat Khalifah, Abu Bakar, Umar, Utsam dan Ali bin Abi Thalib. Periode Kategori Pertengahan  Diantara tahun 661 sampai 1922 M, yakni Pada Masa Dinasti Islam pertama yaitu Dinasti Ummaiyah, Abbasiyah dan Dinasti Utsmaniyah. Kemudian. Periode Kategori Modern. dimulai sejak tahun 1342H atau 1922M. adalah sejak kejatuhan Dinasti terakhir islam yaitu Turki Utsmani sampai pada hari ini.
Sumber Tertulis Peradaban Islam Periode Kategori klasik (570-661 M) yaitu al-Qur’an. Kemudian Sumber Tertulis Peradaban Islam Kategori Pertengahan (661-1922 M) yaitu: Kitab-Kitab Hadis, Kitab al-Qanun fi at-Tibb, Kitab Al Jabru wal Mukabala, Kitab Al Zij, Kitab Al-Rujari dan Uzhat al-Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq, Kitab al-Buldan, Kitab Al Ahkaam Al Shultoniyah, Kitab Al-Jami Baim Al-Ilm wal Amal Al-Nafi Fi Sinat’at Al Hiyal, Kitab Al Hikmah Al Falsafiyah, Kitab Ihya Ulumuddin, Kitab al-Muqaddimah. Selanjutnya Sumber Tertulis Peradaban Islam Kategori Modern (1922-Sekarang). Yaitu: Kitab Risale-i Nur, Penelitian di Bidang Fisika.

B.     Saran-Saran
Dengan ilmu Sejarah manusia mampu menerawang tentang kejadian masa lampau sehingga dapat memetik sagala manfaat dari kejadian tersebut di masa yang akan datang selain itu juga bisa di jadikan sebagai salah satu seni menulis yang mampu membangkitkan semangat para pembacanya. Semoga pembaca seklalian dengan disajikanya makalah singkat ini sekiranya bisa menjadi tangga awan untuk melanjutkan penulisan tentang peradaban Islam Yang lebih dalam dan lengkap.
Periodisasi peradaban Islam memang secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga. Namaun, kedepan bagi peneliti sekiranya lebih mempokuskan kepada sisi peride terakhhir karena sumber yang terkahir ini nampak seditk saja padahal sesungguhnya sangatlah banyak sumber-sumber tertulis yang bisa ditampilkan sebagai sumber.
Sumber-sumber sejarah peradaban islam terutama yang berbentuk kitabah atau tulisan banyak yang sekarang tinggal namanya saja tapi bukunya entah kemana sekarang sehingga kiranya generasi kedapan berusaha sekuat tenaga untuk bisa mencari dan mendapatkannya supaya kaum muslimin didunia bisa secara seksama membaca serta memahami sekaligus bisa pula mnegamalkannya secara baik.



DAFTAR PUSTAKA
al-Qur’an
Al-Usairy,  Ahmad, Sejarah Islam Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (terj dari At-Tarikh Al-Islami), cetakan keempat, Jakarta: Akbar,  2006.

Amal,  Taufik Adnan,  Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an, Cet. I., Yogyakarta: Penerbit Forum Kajian Budaya dan Agama, 2001.

Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2010.
Asy-Syarafa,  Ismail,  Ensiklopedi Filsafat, Cet. 1, Jakarta Timur: Khalifa Pustaka  Al-Kautsar Grup, 2005.

Azra,   Azyumardi,  Pendidikan Islam, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmur,  2002.
Azhari,  Susiknan,  Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Dehsen,  Christian Von,  Philosophers and Religious Leaders: Volume 2 dari Lives and Legacies,  tp: Greenwood Publishing Group, 1999.

Esha, Muhammad In’am,  Percikan filsafat sejarah dan peradaban islam, Malang: UIN-Maliki Press, 2011.

Frederick, William H. dan Soeri Soeroto, Pemahaman Sejarah Indonesia:  Sebelum dan Sesudah Revolusi, Jakarta: LP3ES, 1982.

Gottschalk, Louis,  Mengerti Sejarah , Jakarta: UI Press, 1986.
Gazalba,  Sidi,  Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta: Bharat, 1996.
Hermawan dan  Jitet Koestana   Al-Ghazali,  Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia ,1997.

Koentjaraningrat,  Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
Khaldun,  Ibn, al-Muqaddimah,  Kairo,  1960.
Mohaini,  Mohame,  Matematikawan Muslim Terkemuka, Jakarta: Salemba Teknika, 1991.

Nasution,  Harun Pembaharuandalam Islam:  SejarahPemikirandan Gerakan, Jakarta: Bulan Bintang,  1975.

Nasution, Harun,  Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid I. Cet. Ke-5, Jakarta: UI Press, 1985.

Nursi, Badiuzzaman Said,  dari koleksi Risalah nur: al-Kalimat, Jilid 1, Anatolia: Prenada Media Grup, 2011.

Qodratillah, Meity Taqdir,  Kamus Bahasa Indonesia untuk pelajar, Jakarta: BPPB Kemendikbud RI, 2011.

Riberio, Darcy,  The Civilization Process, Washington, 1968.
Redaksi,  Dewan,  Ensiklopedi Islam, jilid 1,  Jakarta: PT.Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994.

Syukur,  Fatah,  Sejarah Peradaban Islam, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2012.

Syoeod,  Yoesoef,  Kekuasaan Islam di Andalusia, Jakarta: Penerbit Maju, 1984.
Toynbee, Arnold, Theories of Society, New York: The Free Press, 1965.
UNESCO,  Sumbangan Islam Kepada Ilmu Dan Kebudayaan,  ter, Bandung : tp, 1986.

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999.
Zhiddiqie, Nourouzzman, Pengantar Sejarah Muslim, Yogyakarta: Nur cahaya, 1983.

















[1] al-Qur’an surat al-Hujuraat ayat 13.
[2] al-Qur’an surat Ali Imran ayat 140.
[3]William H. Frederick dan Soeri Soeroto,  Pemahaman Sejarah Indonesia, Sebelum dan Sesudah Revolusi, (Jakarta: LP3ES, 1982), hlm. 23.
[4]Louis Gottschalk,  Mengerti Sejarah  (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 27.
[5] Badri yatim , Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999),  hlm. 1.
[6]Sidi Gazalba,  Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu (Jakarta: Bharat, 1996), hlm. 11.
[7]Meity Taqdir Qodratillah, Kamus Bahasa Indonesia untuk pelajar (Jakarta: BPPB Kemendikbud RI, 2011) hlm. 479.

[8]Arnold Toynbee, Theories of Society  (New York: The Free Press, 1965), hlm. 1355.
[9] https://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban (diakses pada tanggal 01/02/2016), Pukul 11:11
[10] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 182.
[11] Azyumardi Azra,   Pendidikan Islam  ( Jakarta: PT Logos Wacana Ilmur,  2002),  hlm. 30.
[12] Ibn Khaldun, al-Muqaddimah,  (Kairo,  1960) , hlm. 211.
[13] al-Qur’an surat Ali Imran ayat 140.
[14] Darcy Riberio, The Civilization Process (Washington, 1968),  hlm. 19.

[15] Badri yatim , Sejarah Peradaban Islam ,…hlm. 2-5.
[16] al-Qur’an surat  Yusuf Ayat 111
[17]Harun Nasution,  Pembaharuandalam Islam:  SejarahPemikirandan Gerakan (Jakarta: Bulan Bintang,  1975), hlm. 11.
[18] Muhammad In’am Esha, Percikan filsafat sejarah dan peradaban islam (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hlm. 33-35.
[19] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 13.
[20] Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm. 6-9.
[21] Nourouzzman Zhiddiqie, Pengantar Sejarah Muslim ( Yogyakarta: Nur cahaya, 1983),  hlm. 65.

[22]Ahmad Al-Usairy,  Sejarah Islam Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (terj dari At-Tarikh Al-Islami), cetakan keempat (Jakarta: Akbar,  2006), hlm. 4-8.

[23]Harun Nasution. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid I. Cet. Ke-5 (Jakarta: UI Press, 1985), hlm. 100.

[24]Makalah  ini yang berjudul “Sumber-Sumber Pearadaban Islam” dibuat sebagai tugas dari matakuliah sejarah  peradaban  islam pada program Pascasarjana UIN ar-Raniry Banda Aceh Tahun 2015/2016.  Judul ini dibagi menjadi dua sehingga saya (Masril,  ZA) hanya membahas satu sumber saja yaitu sumber tulisan sedangkan sumber yang liannya di bahas oleh saudara Mahfuz, Lc.
[25]Taufik Adnan Amal,  Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an, Cet. I. (Yogyakarta: Penerbit Forum Kajian Budaya dan Agama, 2001), hlm. 151.
[26] al-Qur’an surat al-Hasyr ayat 7
[27] Departemen Agama RI,  Al-Quran dan Terjemahannya  (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008), hlm. 546.
[28] Hadits Riwayat oleh Malik dalam kitab Al-Muwaththa.
[29]Diperkirakan  karyanya antara 100 sampai 250 buah  judul.  Lihat https://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Sina (diakses pada tanggal 03/02/2016) pukul 11:16
[30] Dewan redaksi,  Ensiklopedi Islam, jilid 1, (Jakarta: PT.Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm. 167.
[31]DR. Ismail Asy-Syarafa,  Ensiklopedi Filsafat, Cet. 1 (Jakarta Timur: Khalifa Pustaka  Al-Kautsar Grup, 2005), hlm. 11.
[32]Mohamed Mohaini,  Matematikawan Muslim Terkemuka (Jakarta: Salemba Teknika, 1991), hlm. 16-41.
[33]UNESCO, Sumbangan Islam Kepada Ilmu Dan Kebudayaan,  ter  (Bandung : tp, 1986), hlm. 177.

[34]Susiknan Azhari,  Ensiklopedi Hisab Rukyat  (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 18.
[35] Majalah HIKAYAH edisi 06 Shafar 1424 H
[36] Yoesoef Syoeod,  Kekuasaan Islam di Andalusia (Jakarta: Penerbit Maju, 1984),  hlm. 1.

[37] Christian Von Dehsen,  Philosophers and Religious Leaders: Volume 2 dari Lives and Legacies, (tp: Greenwood Publishing Group, 1999), hlm. 75. 
[38] Hermawan dan  Jitet Koestana   Al-Ghazali  (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia ,1997), hlm. vii. 

[39]Badiuzzaman Said Nursi, dari koleksi Risalah nur: al-Kalimat, Jilid 1 (Anatolia: Prenada Media Grup, 2011), hlm. Vii-Xi.